0
Home  ›  kurikulum  ›  pedagogik

Perkembangan Kurikulum dari Masa ke Masa

"Artikel ini membahas perkembangan kurikulum dari masa ke masa di Indonesia, mulai kurikulum berbasis rencana pembelajaran hingga kurikulum merdeka."

perkembangan kurikulum dari masa ke masa

Apakah Anda pernah bertanya-tanya bagaimana kurikulum pendidikan di Indonesia berkembang dari masa ke masa? Apa saja perbedaan dan persamaan antara kurikulum yang pernah diterapkan di sekolah-sekolah kita? Bagaimana pengaruhnya terhadap kualitas pendidikan dan karakter bangsa?

Jika Anda penasaran dengan hal-hal tersebut, maka artikel ini cocok untuk Anda. Kami akan membahas perkembangan kurikulum dari masa ke masa, mulai dari kurikulum berbasis rencana pembelajaran, kurikulum berbasis tujuan, kurikulum berbasis kompetensi, hingga kurikulum merdeka yang sedang digalakkan saat ini.

Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Pendidikan adalah fondasi pembangunan masyarakat. Setiap langkah dalam pendidikan membentuk jejak peradaban. Mari kita telusuri bagaimana kurikulum di Indonesia berkembang dari masa ke masa."

Kurikulum Berbasis Rencana Pembelajaran

Kurikulum berbasis rencana pembelajaran adalah kurikulum yang berorientasi pada patriotisme dan nasionalisme. Kurikulum ini diterapkan pada masa awal kemerdekaan Indonesia, ketika bangsa ini masih berjuang untuk mempertahankan kedaulatan dan identitasnya.

Kurikulum 1947: Rentjana Pelajaran Pertama

Kurikulum 1947 adalah kurikulum pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan. Kurikulum ini disebut juga sebagai Rentjana Pelajaran Pertama, karena merupakan rencana pembelajaran yang sederhana dan darurat.

Ciri-ciri kurikulum 1947 adalah:

  • Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
  • Menghapus mata pelajaran yang berbau kolonialisme, seperti bahasa Belanda dan sejarah Belanda.
  • Menekankan pada pendidikan kewarganegaraan, agama, dan bahasa daerah.
  • Mengadopsi sistem kredit, dimana siswa dapat memilih mata pelajaran sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.

Kelebihan kurikulum 1947 adalah:

  • Mempertegas identitas nasional dan semangat kemerdekaan.
  • Memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada siswa dan guru.
  • Menyesuaikan dengan kondisi sosial dan ekonomi yang sulit.

Kekurangan kurikulum 1947 adalah:

  • Kurang memperhatikan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Kurang memiliki standar dan kualitas yang jelas dan seragam.
  • Kurang mendukung integrasi nasional dan keragaman budaya.

Kurikulum 1952: Rentjana Pelajaran Terurai

Kurikulum 1952 adalah kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sebagai penyempurnaan dari kurikulum 1947. Kurikulum ini disebut juga sebagai Rentjana Pelajaran Terurai, karena merupakan rencana pembelajaran yang lebih terperinci dan terstruktur.

Ciri-ciri kurikulum 1952 adalah:

  • Membagi tingkat pendidikan menjadi tiga, yaitu dasar, lanjutan, dan tinggi.
  • Membagi mata pelajaran menjadi tiga kelompok, yaitu umum, khusus, dan pilihan.
  • Menambahkan mata pelajaran yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti matematika, fisika, kimia, biologi, dan geografi.
  • Menyelaraskan kurikulum dengan sistem pendidikan nasional dan internasional.

Kelebihan kurikulum 1952 adalah:

  • Lebih memperhatikan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Lebih memiliki standar dan kualitas yang jelas dan seragam.
  • Lebih mendukung integrasi nasional dan keragaman budaya.

Kekurangan kurikulum 1952 adalah:

  • Kurang mengakomodasi kebutuhan dan potensi lokal dan daerah.
  • Kurang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada siswa dan guru.
  • Kurang menekankan pada pendidikan kewarganegaraan, agama, dan bahasa daerah.

Kurikulum 1964: Rentjana Pendidikan

Kurikulum 1964 adalah kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sebagai respons terhadap perkembangan politik dan sosial yang terjadi pada masa itu. Kurikulum ini disebut juga sebagai Rentjana Pendidikan, karena merupakan rencana pendidikan yang lebih komprehensif dan sistematis.

Ciri-ciri kurikulum 1964 adalah:

  • Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di semua jenjang pendidikan.
  • Menghapus mata pelajaran yang berbau asing, seperti bahasa Inggris dan sejarah dunia.
  • Menekankan pada pendidikan ideologi Pancasila, yang mencakup aspek moral, sosial, politik, dan ekonomi.
  • Mengadopsi sistem semester, dimana siswa harus mengikuti semua mata pelajaran yang ditetapkan.

Kelebihan kurikulum 1964 adalah:

  • Mempertegas identitas nasional dan semangat Pancasila.
  • Memberikan keseragaman dan kesatuan kepada sistem pendidikan.
  • Menyesuaikan dengan kondisi politik dan sosial yang dinamis.

Kekurangan kurikulum 1964 adalah:

  • Kurang memperhatikan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Kurang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada siswa dan guru.
  • Kurang mendukung keragaman budaya dan kreativitas.

Kurikulum 1968: Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum 1968 adalah kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan. Kurikulum ini merupakan kurikulum berbasis kompetensi, yang berorientasi pada hasil belajar yang diharapkan.

Ciri-ciri kurikulum 1968 adalah:

  • Membagi tingkat pendidikan menjadi empat, yaitu dasar, lanjutan, menengah, dan tinggi.
  • Membagi mata pelajaran menjadi dua kelompok, yaitu inti dan tambahan.
  • Menetapkan tujuan pendidikan secara umum dan khusus, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  • Menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan efektif.

Kelebihan kurikulum 1968 adalah:

  • Lebih memperhatikan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Lebih memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada siswa dan guru.
  • Lebih mendukung keragaman budaya dan kreativitas.

Kekurangan kurikulum 1968 adalah:

  • Kurang mengakomodasi kebutuhan dan potensi lokal dan daerah.
  • Kurang memiliki standar dan kualitas yang jelas dan seragam.
  • Kurang menekankan pada pendidikan ideologi Pancasila.

Kurikulum Berbasis Tujuan

Kurikulum berbasis tujuan adalah kurikulum yang bersifat desentralisasi, variatif, fleksibel, dan mendorong pembelajaran "Cara Belajar Aktif Siswa (CBSA)". Kurikulum ini diterapkan pada masa orde baru, ketika pemerintah berusaha untuk memodernisasi dan mengglobalisasi pendidikan.

Kurikulum 1975: Kurikulum Berbasis Pendidikan Nasional

Kurikulum 1975 adalah kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan nasional. Kurikulum ini merupakan kurikulum berbasis pendidikan nasional, yang berorientasi pada tujuan dan fungsi pendidikan.

Ciri-ciri kurikulum 1975 adalah:

  • Membagi tingkat pendidikan menjadi dua, yaitu dasar dan lanjutan.
  • Membagi mata pelajaran menjadi dua kelompok, yaitu wajib dan pilihan.
  • Menetapkan tujuan pendidikan secara umum dan khusus.
  • Menyelaraskan kurikulum dengan sistem pendidikan nasional dan internasional.

Kelebihan kurikulum 1975 adalah:

  • Lebih memperhatikan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Lebih memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada siswa dan guru.
  • Lebih mendukung integrasi nasional dan keragaman budaya.

Kekurangan kurikulum 1975 adalah:

  • Kurang mengakomodasi kebutuhan dan potensi lokal dan daerah.
  • Kurang memiliki standar dan kualitas yang jelas dan seragam.
  • Kurang menekankan pada pendidikan ideologi Pancasila.

Kurikulum 1984: Kurikulum Berbasis Pendidikan Dasar

Kurikulum 1984 adalah kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan dasar. Kurikulum ini merupakan kurikulum berbasis pendidikan dasar, yang berorientasi pada tujuan dan fungsi pendidikan dasar.

Ciri-ciri kurikulum 1984 adalah:

  • Membagi tingkat pendidikan dasar menjadi dua, yaitu SD dan SMP.
  • Membagi mata pelajaran menjadi dua kelompok, yaitu wajib dan pilihan.
  • Menetapkan tujuan pendidikan dasar secara umum dan khusus, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  • Menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan efektif.

Kelebihan kurikulum 1984 adalah:

  • Lebih memperhatikan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Lebih memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada siswa dan guru.
  • Lebih mendukung keragaman budaya dan kreativitas.

Kekurangan kurikulum 1984 adalah:

  • Kurang mengakomodasi kebutuhan dan potensi lokal dan daerah.
  • Kurang memiliki standar dan kualitas yang jelas dan seragam.
  • Kurang menekankan pada pendidikan ideologi Pancasila.

Kurikulum 1994: Kurikulum Berbasis Pendidikan Menengah

Kurikulum 1994 adalah kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan menengah. Kurikulum ini merupakan kurikulum berbasis pendidikan menengah, yang berorientasi pada tujuan dan fungsi pendidikan menengah.

Ciri-ciri kurikulum 1994 adalah:

  • Membagi tingkat pendidikan menengah menjadi dua, yaitu SMA dan SMK.
  • Membagi mata pelajaran menjadi dua kelompok, yaitu wajib dan pilihan.
  • Menetapkan tujuan pendidikan menengah secara umum dan khusus, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  • Menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan efektif.

Kelebihan kurikulum 1994 adalah:

  • Lebih memperhatikan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Lebih memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada siswa dan guru.
  • Lebih mendukung keragaman budaya dan kreativitas.

Kekurangan kurikulum 1994 adalah:

  • Kurang mengakomodasi kebutuhan dan potensi lokal dan daerah.
  • Kurang memiliki standar dan kualitas yang jelas dan seragam.
  • Kurang menekankan pada pendidikan ideologi Pancasila.

Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang berorientasi pada hasil belajar yang diharapkan. Kurikulum ini diterapkan pada masa reformasi, ketika pemerintah berusaha untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman.

Kurikulum 2004: Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum 2004 adalah kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman. Kurikulum ini merupakan kurikulum berbasis kompetensi, yang berorientasi pada hasil belajar yang diharapkan.

Ciri-ciri kurikulum 2004 adalah:

  • Membagi tingkat pendidikan menjadi empat, yaitu dasar, lanjutan, menengah, dan tinggi.
  • Membagi mata pelajaran menjadi dua kelompok, yaitu inti dan tambahan.
  • Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  • Menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan efektif.

Kelebihan kurikulum 2004 adalah:

  • Lebih memperhatikan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Lebih memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada siswa dan guru.
  • Lebih mendukung keragaman budaya dan kreativitas.

Kekurangan kurikulum 2004 adalah:

  • Kurang mengakomodasi kebutuhan dan potensi lokal dan daerah.
  • Kurang memiliki standar dan kualitas yang jelas dan seragam.
  • Kurang menekankan pada pendidikan ideologi Pancasila.

Kurikulum 2006: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum 2006 adalah kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman. Kurikulum ini merupakan kurikulum tingkat satuan pendidikan, yang berorientasi pada hasil belajar yang diharapkan.

Ciri-ciri kurikulum 2006 adalah:

  • Membagi tingkat pendidikan menjadi empat, yaitu dasar, lanjutan, menengah, dan tinggi.
  • Membagi mata pelajaran menjadi dua kelompok, yaitu inti dan tambahan.
  • Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  • Menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan efektif.

Kelebihan kurikulum 2006 adalah:

  • Lebih memperhatikan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Lebih memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada siswa dan guru.
  • Lebih mendukung keragaman budaya dan kreativitas.

Kekurangan kurikulum 2006 adalah:

  • Kurang mengakomodasi kebutuhan dan potensi lokal dan daerah.
  • Kurang memiliki standar dan kualitas yang jelas dan seragam.
  • Kurang menekankan pada pendidikan ideologi Pancasila.

Kurikulum 2013: Kurikulum Berbasis Karakter

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman. Kurikulum ini merupakan kurikulum berbasis karakter, yang berorientasi pada hasil belajar yang diharapkan.

Ciri-ciri kurikulum 2013 adalah:

  • Membagi tingkat pendidikan menjadi empat, yaitu dasar, lanjutan, menengah, dan tinggi.
  • Membagi mata pelajaran menjadi dua kelompok, yaitu inti dan tambahan.
  • Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  • Menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan efektif.

Kelebihan kurikulum 2013 adalah:

  • Lebih memperhatikan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Lebih memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada siswa dan guru.
  • Lebih mendukung keragaman budaya dan kreativitas.

Kekurangan kurikulum 2013 adalah:

  • Kurang mengakomodasi kebutuhan dan potensi lokal dan daerah.
  • Kurang memiliki standar dan kualitas yang jelas dan seragam.
  • Kurang menekankan pada pendidikan ideologi Pancasila.

Kurikulum Merdeka: Kurikulum Berbasis Kebebasan Belajar

Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman. Kurikulum ini merupakan kurikulum berbasis kebebasan belajar, yang berorientasi pada hasil belajar yang diharapkan.

Ciri-ciri kurikulum merdeka adalah:

  • Membagi tingkat pendidikan menjadi empat, yaitu dasar, lanjutan, menengah, dan tinggi.
  • Membagi mata pelajaran menjadi dua kelompok, yaitu inti dan tambahan.
  • Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  • Menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan efektif.

Kelebihan kurikulum merdeka adalah:

  • Lebih memperhatikan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Lebih memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada siswa dan guru.
  • Lebih mendukung keragaman budaya dan kreativitas.

Kekurangan kurikulum merdeka adalah:

  • Kurang mengakomodasi kebutuhan dan potensi lokal dan daerah.
  • Kurang memiliki standar dan kualitas yang jelas dan seragam.
  • Kurang menekankan pada pendidikan ideologi Pancasila.

Kurikulum merdeka diberlakukan sejak tahun 2022 sampai sekarang. Kurikulum ini berfokus pada tiga hal utama, yaitu literasi, numerasi, dan pendidikan karakter. Literasi adalah kemampuan untuk membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan dengan baik. Numerasi adalah kemampuan untuk berhitung, mengukur, dan memecahkan masalah matematika. Pendidikan karakter adalah pengembangan sikap dan perilaku yang baik, seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, dan peduli.

Kurikulum merdeka juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minat dan bakat mereka. Siswa dapat mengambil mata pelajaran tambahan yang disediakan oleh sekolah, atau mengikuti program luar sekolah, seperti kursus, magang, atau kegiatan sosial. Siswa juga dapat mengambil ujian sertifikasi kompetensi yang diakui oleh dunia kerja.

Kurikulum merdeka bertujuan untuk membentuk generasi yang mandiri, kreatif, dan berdaya saing. Kurikulum ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa.

Kesimpulan

Kurikulum adalah rencana pembelajaran yang berisi tujuan, materi, metode, dan evaluasi pendidikan. Kurikulum di Indonesia berkembang dari masa ke masa, sesuai dengan kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang ada.

Kurikulum di Indonesia dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu kurikulum berbasis rencana pembelajaran, kurikulum berbasis tujuan, kurikulum berbasis kompetensi, dan kurikulum berbasis kebebasan belajar.

Kurikulum yang sedang diberlakukan saat ini adalah kurikulum merdeka, yang berfokus pada literasi, numerasi, dan pendidikan karakter. Kurikulum merdeka bertujuan untuk membentuk generasi yang mandiri, kreatif, dan berdaya saing.

FAQ

Apa saja perbedaan antara kurikulum berbasis rencana pembelajaran, kurikulum berbasis tujuan, kurikulum berbasis kompetensi, dan kurikulum berbasis kebebasan belajar?

Kurikulum berbasis rencana pembelajaran berorientasi pada patriotisme dan nasionalisme, kurikulum berbasis tujuan berorientasi pada tujuan dan fungsi pendidikan, kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada hasil belajar yang diharapkan, dan kurikulum berbasis kebebasan belajar berorientasi pada kebebasan dan fleksibilitas siswa dan guru.

Apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis kurikulum?

Kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis kurikulum dapat dilihat dari aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, identitas nasional dan semangat Pancasila, standar dan kualitas pendidikan, kebutuhan dan potensi lokal dan daerah, keragaman budaya dan kreativitas, dan pendidikan ideologi Pancasila.

Bagaimana cara mengukur hasil belajar dari kurikulum merdeka?

Hasil belajar dari kurikulum merdeka dapat diukur dengan menggunakan berbagai instrumen, seperti tes tertulis, tes lisan, tes praktik, portofolio, proyek, observasi, dan penilaian diri. Hasil belajar juga dapat diukur dengan mengambil ujian sertifikasi kompetensi yang diakui oleh dunia kerja.

Apa saja tantangan dan hambatan dalam penerapan kurikulum merdeka?

 Tantangan dan hambatan dalam penerapan kurikulum merdeka antara lain adalah kurangnya sumber daya manusia, sarana dan prasarana, anggaran, dan dukungan dari berbagai pihak, seperti orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Selain itu, juga ada tantangan dan hambatan dari segi mentalitas, budaya, dan sistem pendidikan yang masih terbiasa dengan kurikulum lama.

Bagaimana cara mengatasi tantangan dan hambatan dalam penerapan kurikulum merdeka?

Cara mengatasi tantangan dan hambatan dalam penerapan kurikulum merdeka antara lain adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana, anggaran, dan dukungan dari berbagai pihak, seperti orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Selain itu, juga perlu melakukan sosialisasi, pelatihan, supervisi, dan evaluasi secara berkelanjutan, serta melakukan perubahan mentalitas, budaya, dan sistem pendidikan yang sesuai dengan kurikulum merdeka.

Search
Menu
Theme
Share
Additional JS