0
Home  ›  informasi

Peran Guru SD sebagai Penggerak Pendidikan di Indonesia

"Artikel ini membahas lima peran guru SD sebagai penggerak pendidikan di Indonesia, yaitu guru sebagai pembelajar."

peran guru sd sebagai penggerak

Guru SD adalah salah satu pihak yang paling berpengaruh dalam dunia pendidikan di Indonesia. Mereka tidak hanya mengajar materi pelajaran, tetapi juga membentuk karakter, keterampilan, dan potensi anak didik mereka. Guru SD juga memiliki tanggung jawab untuk mengimplementasikan kebijakan pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah, salah satunya adalah Sekolah Penggerak.

Sekolah Penggerak adalah program yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek pada tahun 2020, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui transformasi sistem, kurikulum, dan budaya sekolah. Program ini mengajak seluruh sekolah di Indonesia, termasuk SD, untuk menjadi sekolah yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan.

Namun, untuk mewujudkan visi Sekolah Penggerak, diperlukan peran aktif dari guru SD sebagai penggerak pendidikan di Indonesia. Guru SD harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, serta berkontribusi dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, kreatif, dan kolaboratif. Dalam artikel ini, kami akan membahas 5 peran guru SD sebagai penggerak pendidikan di Indonesia, yaitu:

  • Guru sebagai pembelajar
  • Guru sebagai fasilitator
  • Guru sebagai mediator
  • Guru sebagai motivator
  • Guru sebagai inovator

Guru sebagai Pembelajar

Peran guru SD sebagai pembelajar adalah peran yang mengharuskan guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensi profesional mereka. Guru harus menyadari bahwa dunia pendidikan terus berkembang dan menuntut guru untuk mengikuti perkembangan tersebut. Guru juga harus mampu belajar dari pengalaman, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain, termasuk dari siswa, orang tua, kolega, dan masyarakat.

Salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi profesional guru adalah dengan mengikuti pelatihan dan sertifikasi yang diselenggarakan oleh pemerintah atau lembaga lain. Salah satunya adalah program Guru Penggerak, yang merupakan program pengembangan kapasitas guru yang terintegrasi dengan program Sekolah Penggerak. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru, serta memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi.

Program Guru Penggerak terdiri dari tiga tahap, yaitu:

  • Tahap seleksi, yang meliputi tes kompetensi dasar, tes kompetensi bidang, dan wawancara.
  • Tahap pengembangan, yang meliputi pelatihan daring, pelatihan tatap muka, dan pembelajaran mandiri.
  • Tahap sertifikasi, yang meliputi uji kompetensi, portofolio, dan penilaian kinerja.

Guru yang lulus program Guru Penggerak akan mendapatkan sertifikat pendidikan 310 jam pelajaran dan piagam Guru Penggerak. Sertifikat ini dapat digunakan untuk melengkapi syarat sebagai kepala sekolah, pengawas sekolah, atau pengembang kurikulum. Selain itu, guru juga akan mendapatkan insentif berupa tunjangan profesi, tunjangan khusus, dan tunjangan kinerja.

Guru sebagai Fasilitator

Peran guru SD sebagai fasilitator adalah peran yang mengharuskan guru untuk memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar. Guru harus mampu merancang dan menyajikan materi pelajaran yang sesuai dengan kurikulum, kebutuhan, dan minat siswa. Guru juga harus mampu menggunakan metode, media, dan sumber belajar yang bervariasi dan menarik. Guru harus menghindari metode ceramah yang monoton, dan lebih mengutamakan metode yang melibatkan partisipasi aktif siswa, seperti diskusi, tanya jawab, simulasi, permainan, proyek, dan lain-lain.

Salah satu cara untuk menjadi guru yang baik sebagai fasilitator adalah dengan mengimplementasikan model pembelajaran yang sesuai dengan program Sekolah Penggerak, yaitu model pembelajaran tematik integratif. Model ini merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran dalam satu tema yang relevan dengan kehidupan nyata siswa. Model ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan sikap siswa secara holistik, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.

Model pembelajaran tematik integratif terdiri dari lima tahap, yaitu:

  • Tahap orientasi, yang meliputi pengenalan tema, tujuan, dan indikator pembelajaran, serta motivasi dan aktivasi pengetahuan awal siswa.
  • Tahap eksplorasi, yang meliputi kegiatan mencari informasi, mengamati, mengeksperimen, dan menemukan konsep atau prinsip yang berkaitan dengan tema.
  • Tahap elaborasi, yang meliputi kegiatan mengolah, menganalisis, dan menyimpulkan informasi, serta mengaplikasikan konsep atau prinsip yang telah dipelajari dalam konteks yang berbeda.
  • Tahap konfirmasi, yang meliputi kegiatan mengevaluasi hasil belajar siswa, baik secara formatif maupun sumatif, serta memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
  • Tahap refleksi, yang meliputi kegiatan merefleksikan proses dan hasil belajar, serta mengevaluasi diri sendiri dan orang lain.

Guru sebagai Mediator

Peran guru SD sebagai mediator adalah peran yang mengharuskan guru untuk menjadi perantara dalam lingkungan sekolah, baik antara siswa dan antar orang tua siswa. Guru harus mampu menjaga komunikasi yang baik, efektif, dan harmonis dengan semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru juga harus mampu menyelesaikan konflik yang mungkin terjadi, baik secara internal maupun eksternal, dengan cara yang bijaksana, adil, dan profesional.

Salah satu cara untuk menjadi guru yang baik sebagai mediator adalah dengan mengimplementasikan program yang sesuai dengan program Sekolah Penggerak, yaitu program Sekolah Ramah Anak. Program ini merupakan program yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi anak-anak. Program ini juga bertujuan untuk mencegah dan menangani kasus kekerasan, pelecehan, dan diskriminasi terhadap anak-anak di sekolah.

Program Sekolah Ramah Anak terdiri dari 4 komponen, yaitu:

  • Komponen kebijakan, yang meliputi penyusunan dan penerapan peraturan sekolah yang melindungi hak-hak anak, serta penunjukan tim perlindungan anak di sekolah.
  • Komponen pendidikan, yang meliputi penyelenggaraan pendidikan karakter, pendidikan kesehatan reproduksi, dan pendidikan inklusi bagi siswa, serta pelatihan dan bimbingan bagi guru dan orang tua.
  • Komponen pelayanan, yang meliputi penyediaan fasilitas dan sarana yang mendukung kegiatan belajar-mengajar, kesehatan, dan kesejahteraan siswa, serta pelayanan konseling dan rujukan bagi siswa yang membutuhkan.
  • Komponen partisipasi, yang meliputi pemberdayaan dan keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program sekolah, serta pembentukan forum anak di sekolah.

Guru sebagai Motivator

Guru sebagai motivator, yang mendorong siswa agar aktif dan semangat belajar. Guru harus mampu menumbuhkan minat, rasa ingin tahu, dan kepercayaan diri siswa terhadap materi pelajaran. Guru juga harus mampu memberikan pujian, penghargaan, dan dorongan bagi siswa yang berprestasi, serta bantuan, koreksi, dan saran bagi siswa yang mengalami kesulitan.

Salah satu cara untuk menjadi guru yang baik sebagai motivator adalah dengan mengimplementasikan program yang sesuai dengan program Sekolah Penggerak, yaitu program Sekolah Berprestasi. Program ini merupakan program yang bertujuan untuk memberikan pengakuan dan apresiasi bagi sekolah yang memiliki prestasi akademik dan non-akademik yang tinggi. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kompetisi dan kerjasama antar sekolah dalam bidang pendidikan.

Program Sekolah Berprestasi terdiri dari dua tahap, yaitu:

  • Tahap penilaian, yang meliputi penilaian internal dan eksternal terhadap kinerja sekolah, baik dari aspek akademik, non-akademik, maupun manajemen sekolah.
  • Tahap penghargaan, yang meliputi pemberian piagam, trofi, dan bantuan dana bagi sekolah yang masuk dalam kategori Sekolah Berprestasi Tingkat Nasional, Provinsi, atau Kabupaten/Kota.

Guru sebagai Inovator

Peran guru SD sebagai inovator adalah peran yang mengharuskan guru untuk menciptakan dan mengembangkan ide-ide baru yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Guru harus mampu berpikir di luar kotak, mencari solusi kreatif, dan mengambil risiko dalam menghadapi tantangan. Guru juga harus mampu berkolaborasi dengan pihak lain, baik di dalam maupun di luar sekolah, untuk merealisasikan ide-ide tersebut.

Salah satu cara untuk menjadi guru yang baik sebagai inovator adalah dengan mengimplementasikan program yang sesuai dengan program Sekolah Penggerak, yaitu program Sekolah Inovatif. Program ini merupakan program yang bertujuan untuk memberikan dukungan dan insentif bagi sekolah yang memiliki inisiatif dan kreativitas dalam mengembangkan program pendidikan yang inovatif. Program ini juga bertujuan untuk menyebarluaskan dan mengadaptasi program-program inovatif tersebut ke sekolah-sekolah lain.

Program Sekolah Inovatif terdiri dari tiga tahap, yaitu:

  • Tahap pengajuan proposal, yang meliputi penyusunan dan pengiriman proposal program inovatif oleh sekolah, serta penilaian dan seleksi proposal oleh tim penilai.
  • Tahap pelaksanaan program, yang meliputi pemberian bantuan dana, bimbingan, dan monitoring oleh tim pendamping kepada sekolah yang lolos seleksi, serta pelaporan dan evaluasi oleh sekolah.
  • Tahap penyebarluasan program, yang meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, dan publikasi program inovatif oleh sekolah, serta kunjungan dan adaptasi program oleh sekolah lain.

Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa guru SD memiliki peran yang sangat penting sebagai penggerak pendidikan di Indonesia. Guru SD harus mampu menjalankan lima peran tersebut, yaitu:

  1. Guru sebagai pembelajar, yang terus belajar dan mengembangkan kompetensi profesional mereka.
  2. Guru sebagai fasilitator, yang memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
  3. Guru sebagai mediator, yang menjadi perantara dalam lingkungan sekolah, baik antara siswa dan antar orang tua siswa.
  4. Guru sebagai motivator, yang mendorong siswa agar aktif dan semangat belajar.
  5. Guru sebagai inovator, yang menciptakan dan mengembangkan ide-ide baru yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Dengan menjalankan peran-peran tersebut, guru SD dapat berkontribusi dalam mewujudkan visi Sekolah Penggerak, yaitu sekolah yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan. Sekolah Penggerak adalah program yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek pada tahun 2020, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui transformasi sistem, kurikulum, dan budaya sekolah.

FAQ

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang peran guru SD sebagai penggerak pendidikan di Indonesia, beserta jawabannya:

Q: Bagaimana cara mendaftar program Guru Penggerak?

A: Cara mendaftar program Guru Penggerak adalah dengan mengisi formulir pendaftaran online yang tersedia di situs resmi Kemendikbudristek. Pendaftaran dibuka setiap tahun pada bulan Januari-Februari. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh guru yang ingin mendaftar adalah sebagai berikut:

  •   Memiliki sertifikat pendidik dan/atau sertifikat kompetensi.
  •   Memiliki masa kerja minimal 2 tahun.
  •   Memiliki prestasi akademik dan/atau non-akademik yang mendukung.
  •   Memiliki rekomendasi dari kepala sekolah dan/atau pengawas sekolah.
  •   Bersedia mengikuti seluruh tahapan program Guru Penggerak.

Q: Apa saja manfaat yang didapatkan oleh sekolah yang menjadi Sekolah Ramah Anak?

A: Manfaat yang didapatkan oleh sekolah yang menjadi Sekolah Ramah Anak adalah sebagai berikut:

  • Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak di sekolah, sehingga anak merasa aman, nyaman, dan menyenangkan belajar di sekolah.
  • Meningkatkan kualitas dan hasil belajar anak, sehingga anak dapat mengembangkan potensi, keterampilan, dan sikap positif mereka.
  • Meningkatkan partisipasi dan keterlibatan anak dalam proses pendidikan, sehingga anak dapat berkontribusi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program sekolah.
  • Meningkatkan reputasi dan citra sekolah, sehingga sekolah dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi sekolah lain.

Q: Bagaimana cara mengajukan proposal program inovatif untuk program Sekolah Inovatif?

A: Cara mengajukan proposal program inovatif untuk program Sekolah Inovatif adalah sebagai berikut:

  • Menyusun proposal program inovatif sesuai dengan format dan pedoman yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek. Proposal harus mencakup latar belakang, tujuan, sasaran, kegiatan, anggaran, indikator, dan evaluasi program inovatif.
  • Mengirimkan proposal program inovatif melalui email atau pos ke alamat yang ditentukan oleh Kemendikbudristek. Pengiriman proposal dibuka setiap tahun pada bulan Maret-April.
  • Menunggu hasil penilaian dan seleksi proposal oleh tim penilai yang terdiri dari ahli, praktisi, dan akademisi. Hasil penilaian dan seleksi akan diumumkan melalui situs resmi Kemendikbudristek pada bulan Mei-Juni.

Q: Apa saja tantangan yang dihadapi oleh guru SD dalam menjalankan peran-peran tersebut?

A: Tantangan yang dihadapi oleh guru SD dalam menjalankan peran-peran tersebut adalah sebagai berikut:

  • Kurangnya sumber daya, baik materi, sarana, maupun sumber belajar, yang dapat mendukung proses belajar-mengajar yang berkualitas.
  • Kurangnya dukungan, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun orang tua, yang dapat memberikan apresiasi, insentif, dan bantuan bagi guru.
  • Kurangnya kesempatan, baik untuk mengembangkan kompetensi, berkolaborasi, maupun berinovasi, yang dapat memberikan ruang bagi guru untuk berkembang dan berkreasi.
  • Kurangnya kesadaran, baik dari diri sendiri, kolega, maupun siswa, yang dapat memberikan motivasi, inspirasi, dan feedback bagi guru.

Q: Bagaimana cara mengatasi tantangan-tantangan tersebut?

A: Cara mengatasi tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Memanfaatkan sumber daya yang ada, baik di dalam maupun di luar sekolah, dengan cara yang kreatif, efisien, dan efektif, serta mencari sumber daya tambahan yang dapat membantu proses belajar-mengajar.
  • Membangun komunikasi dan kerjasama yang baik, baik dengan pemerintah, masyarakat, maupun orang tua, dengan cara yang profesional, transparan, dan harmonis, serta mencari dukungan dan bantuan yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan kinerja guru.
  • Mencari dan memanfaatkan kesempatan yang ada, baik untuk mengembangkan kompetensi, berkolaborasi, maupun berinovasi, dengan cara yang proaktif, inisiatif, dan berani, serta mencari dan mengikuti program-program yang dapat memberikan pelatihan, sertifikasi, dan penghargaan bagi guru.
  • Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab, baik dari diri sendiri, kolega, maupun siswa, dengan cara yang reflektif, kritis, dan etis, serta memberikan dan menerima motivasi, inspirasi, dan feedback yang dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar-mengajar.
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS